Promise, huh?
Pernah ga sih lo ngerasain megang sebuah janji?
Janji dari
seorang manusia, seorang manusia biasa. Manusia biasa yang pergi jauh
dari hidup lo karena keadaan dan hanya ninggalin sebuah janji sama lo.
janji yang bisa aja dy ingkarin, janji yang bisa dy lupain maupun dy
bisa gamerasa buat janji tersebut. Who knows? Toh dy hanya manusia
biasa.
Sayangnya….
Janji tersebut efeknya sangat
besar. Janji yang buat lo bener-bener merasa jadi manusia seutuhnya…
Janji yang bisa buat lo melayang sedemikian tinggi . Janji yang buat lo
makin semangat ngejalanin hidup, makin ngehargain hidup, ngehargain
orang lain. Janji yang ngebuat lo bangga sama diri lo sendiri karena udh
dikasih kepercayaan sebegitu besarnya. Janji yang buat lo berdoa setiap
hari sama tuhan, agar waktu janji tersebut dilaksanakan semakin
dipercepat. Walaupun kenyataannya, lo mesti nunggu bertahun-tahun janji
tersebut dilaksanakan, menjadi kenyataan. Bahkan, kalau lo sambil nyicil
KPR rumah mungkin bakal selesai duluan itu cicilan walaupun sebenernya
gue ga ngerti cicilan KPR rumah itu berapa lama…
Bodoh?
Mungkin
iya . Nunggu hal yang ga pasti. Nunggu hal yang ga ada jaminannya itu
janji bakal menjadi kenyataan atau engga. Nunggu entah sampai kapan.
Hanya ngandelin harapan , kepercayaan . nunggu mukjizat? Ga ada yang
lain ..
Sakit?
Entahlah. Udah gabisa dijelasin lagi
dengan kata-kata. Lebay? Hmmm gajuga sih, emang mungkin karena terbiasa
nunggu, toh bisa karena terbiasa bukan? Hanya bertumpu pada harapan,
pada kepercayaan . kepercayaan janjinya akan terealisasikan , tak
dilupakan , takkan berubah. Walaupun pada kenyataannya, u feel like
idiotic banget nunggu hal yang gapasti kayak gini.
Cape?
Cape
lah pasti. Ibaratnya, lo nunggu kapal di bandara. Iya kapal di bandara,
gatau kapan datengnya itu kapal. Mungkin setelah teknologi udah makin
maju, mungkin kapal akan bersandar di bandara. Kapan? Ya lama lah
pastinya.
Lupain?
Entahlah. Udah berkali-kali
ngelupain, berkali-kali lari dari kenyataan kalau punya sebuah janji,
berkali-kali ngingkarin janji tersebut…tetep, gabisa. Gabisa buat
ngelepas itu janji, to give up pun, bener-bener gabisa. Ibaratnya, kayak
lo lagi lari tapi di sepatu lo ada permen karet, nempel. Dibersihin
gimanapun caranya bakal tetep ada sisa lengketnya, gabisa bersih
sempurna….
Seriously, gue gatau kenapa gue nulis
seperti ini. I think, sometimes writing is the best way to talk without
being interrupted. Because, The most important things in life is the
hardest to say. The most important things lie too close to wherever you
secret heart is buried, is like landmarks to a treasure your enemies
would love to steal away. And you may make revelations that cost your
dearly only to have people look at you in a funny way, not understanding
what you’ve said at all, or why you thought it was so important that
you almost cried while you were saying it. That’s the worst, I think.
When the secret stays locked within not for want of a hearer but for
want of an understanding ear…
05 February 2015 – 19:46
私はまだ約束した xx :)
0 Comments